Rabu, 17 Juli 2013

Es Puter ala Bali ‘JOVELLA’ Kini Hadir untuk Masyarakat Gianyar !!!


Pernah mencoba nikmatnya  Es Puter ? Rasanya tidak kalah dengan es krim impor. meski dibuat dari bahan yang sederhana tapi es krim ‘ala Indonesia’ ini  punya rasa dan ciri khas tersendiri.

Di beberapa daerah di Indonesia (di Jawa misalnya), es puter sering juga disebut  ‘es dung-dung’, pasalnya sang penjual umumnya menggunakan ‘identitas’ suara yang dikeluarkan dari gong kecil yang jika dipukul berbunyi ‘dung-dung-dung’. Sebuah gong dipukul untuk menarik  perhatian pembeli.

Es Puter dalam bahasa Inggris disebut ‘hard ice cream’ sering disajikan dengan roti tawar, cone, maupun dalam gelas plastik (cup plastik). Di berbagai perayaan seperti pernikahan, ulang tahun dan hajatan lain, baik di rumah, retoran dan hotel,  es puter juga dijadikan menu penutup hidangan  tradisional  khas Indonesia.

Rasa khas es puter memberikan kenangan tersendiri yang bisa menimbulkan rasa ketagihan untuk menikmatinya kembali. Yang membuat beda es krim pada umumnya dengan es puter adalah dari bahan dasarnya. Es puter dibuat  dari santan (dan atau dicampur susu, creamer), sehingga menghasilkan rasa gurih yang dipadu dengan buah asli seperti nangka, kelapa muda, alpukat, durian atau kacang ijo.

Mengapa makanan olahan yang satu ini dinamakan ‘es puter?' Karena disesuaikan dengan cara pembuatannya yang diputar. Adonan es puter dijadikan satu dalam wadah, kemudian diputar di dalam silinder bersuhu dingin  (-3 derajat C) sehingga mengental dan lembut.

Di Indonesia, es krim dibawa oleh Belanda dan dikonsumsi di ice cream saloon di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Saat itu, es krim merupakan makanan mewah dan mahal. Lalu, agar lebih ekonomis, rakyat Indonesia mengganti bahan dasar es krim berupa susu, yang ketika itu sangat mahal, dengan santan. Santan yang terbuat dari kelapa ini banyak sekali terdapat di Indonesia, kemudian diolah menjadi es krim. Caranya, santan diaduk di dalam tong kayu, dengan campuran es dan garam selama 6-8 jam. Es krim santan ini kemudian dikreasikan dengan tambahan rasa lokal, seperti kelapa, kopyor, nangka, alpukat, ketan hitam dan lain-lain.

Nah…, kini Anda pun dapat menikmati kesegaran & kelezatan es puter ‘ala Bali’. Es Puter JOVELLA hadir buat melengkapi pesta Anda (pernikahan, potong gigi, ultah, selamatan, dll).



ES PUTER JOVELLA
d/a: DEPOT PURI AGUNG
Jl. Sakura (Serongga) Gianyar, Bali
Ph & fax: 0361 942584
(Flexi Mobile Ph: 0361 876 33 99)

Selasa, 02 Juli 2013

PEMILUKADAL (Bagian Ke-2) "TIDAK ADA MAKAN ‘MALAM’ YANG GRATIS"

Ketika materi sudah dimiliki, I Gede Lisardy demikian para kadal menyebut salah satu tokoh di negeri kadal yang punya angan-angan, pingin menjadi pemimpin di negeri kadal.

“Gimana caranya ya?”, pikirannya buntu. Ditariknya nafas dalam-dalam. Tiba-tiba ada seberkas cahaya di benaknya, semakin terang…., dan “Yes…., telah kutemukan jalannya” teriaknya keras-keras.

Segera ditelepon teman-temannya, bikin janji, makan malam sambil karaokean disebuah club malam. Disini, di acara dinner party ini, Lisardy akan mengutarakan maksud dan tujuan mengundang mereka.

Disebuah VIP room, Resto dan Night Club kondang dinegeri tersebut, Gde Lisardy sudah dikelilingi teman-temannya. Banyak. Ada teman dekat sewaktu SMA yang kini jadi pimpinan parpol PKK singkatan dari Partai Kebangkitan Kadal, ada pebisnis dan pemilik banyak media, antara lain Kadal Post, Kadal TV, News Radio ‘Suara Kadal’, pimpinan LSM ‘BARAKADAL’ singkatan dari Barisan Rakyat Kadal. Ada juga teman-temannya dari birokrat.  

“Tenang saja Mas Bro, bisa kita atur semuanya. Kalo Mas Bro pingin bertarung dalam PEMILUKADAL nanti, partai kami siap jadi kendaraan’, Komang Kadalarat memberi dukungan, sambil ngunyah makanan favorit para Kadal, tongseng nyamuk got campur telor bengu. Yummy….

“Cara dan syaratnya ?” tanya Gde Lisardy dengan cekatan. Matanya berbinar terang.

“Biasalah, pada periode awal kami pasti melakukan survey dulu, menjaring bakal calon. Tapi Mas Bro tenang saja, nama I Gde Lisardy, pasti nanti akan berada di urutan paling atas” Komang Kadalarat memberi harapan.

“Kalau sudah masuk bursa, Mas Bro kami panggil, kita bikin deal-deal dan komitmen. Jangan lupa siapkan sejumlah dana untuk ‘tiket kendaraan’ Kadal 1, biaya kampanye, belanja iklan media,  tim sukses, de el el. Setelah itu, baru kami keluarkan rekomendasi“, Komang Kadalarat melanjutkan penjelasannya.

Mata Gde Lisardy semakin mengembang, tanda dia sangat berharap.


“Bagaimana  bisa lolos bursa dan memenangkan rekomendasi, saya kan bukan public figure?” Gde Lisardy mulai cemas, diremas-remasnya tangannya sendiri.

“Saya dan team siap membangun citra Mas Bro. Paling tidak, dalam setahun nama & citra       I Gde Lisarda akan melesat dan melambung di awan, memesona semua orang, calon pemilih ha..ha…ha…” Komang Kadalwan terbahak, gigi-geliginya nongol semua, sampai sisa cabe masih keliatan terselip disela-sela gigi dan gusinya.

“Wah…, kok dari tadi saya aja yang ngomong ya? OK, untuk pelaksanaan survey dan pencitraan, barangkali Bli Tut Poleng bisa ngasi gambaran?” Komang Kadalarat melirik  Kadal Poleng yang ada di sebelahnya. Kadal Poleng adalah pimpinan Barisan Rakyat Kadal ‘ BARAKADAL’, adalah organisasi keormasan dan LSM terbesar di negeri Kadal.

“Saya sudah siapkan semuanya, mulai strategi pemilihan responden dan manipulasi data, sehingga dalam hasil survey nanti, hasilnya bagus” jawab Tut Poleng Kalem.

“Selanjutnya dalam pembangunan citra, sudah saya siapkan juga berbagai program, program unggulan kita adalah program bedah ‘song’ yaitu semacam bedah rumah dalam alam manusia. Karena rumah kita memang di ‘song-songe’ alias di lubang-lubang ha.. ha… masih banyak song para kadal yang tidak layak huni, lembab dan bau…”

“Terus….terus….” Gde Lisardy semakin terpesona

“Setiap aktifitas Pak Gde nanti, harus mendapat liputan luas-luasnya dari semua media, selalu nongol di TV, nampang di Koran, talkshow di Radio, selalu update di media on lain, juga di social media seperti: Fishbox, Sweeter, PalingKendel. Kita akan alihkan opini public ke sosok I Gde Lisardy, sebagai pemimpin masa depan dengan janji-janji perubahan yang lebih baik”

Gde Lisardy benar-benar seperti berada di atas awan, harapan dan mimpi-mimpinya seperti sudah jadi kenyataan

“Terimaksih kawan-kawan, terimakasih atas dukungannya, saya tidak akan melupakan jasa-jasa kalian. Beberapa projek bisnis nan strategis nanti untuk kalian semuanya, yang di birokrat sudah saya siapkan juga ‘kursi-kursinya’’

Malam semakin temaram, tapi hati para kadal yang ikut acara undangan dinner makin benderang. penuh harap & optimistik. 

Menyiapkan projek PEMILUKADAL. Waktunya tinggal  15 bulan lagi. Sebuah rangkaian waktu yang tidak panjang lagi. Derai tawa para kadal semakin kencang. Sayup-sayup terdengar cekikikan manja para kadalwati, yaitu sejenis CO alias ‘Cadal Orderan’ yang bisa menemani mereka sampai pagi.

Pada saat yang sama, para istri kadal sudah pulas di rumah masing-masing. Sebagian terjaga dan tidak mendapatkan ‘pejantan’ disebelahnya. Mereka hanya bisa pasrah, memandang langit dan mempelajari bintang-bintang. Air matanya meleleh dari ke dua sudut mata istri yang tertekan…

(Ilustrasi Foto: semulucu.blogspot.com)