Jumat, 28 Juni 2013

PEMILUKADAL (Bagian Pertama) "Buaya Elu Kadalin"

Tidak jelas tempatnya, semuanya berwajah kadal, berperilaku kadal, karena inilah negeri kadal, yang penduduknya semua ber’ras kadal. Dari kekayaan alam, sebenarnya negeri kadal sangat berlimpah. Sayang memang SDM nya masih lemah, sehingga negeri kadal tetap saja jadi negeri miskin. Kemakmuran yang dicita-citakan hanya baru bisa dinikmati oleh segelintir kadal. Sangat gampang melihat dan membedakan mana kadal yang sudah makmur dan yang masih kere. 

Kalau kadal yang makmur jalannya sudah bisa tegak, sedangkan yang miskin, kere, jalannya masih tetap melata, inilah yang disebut golongan rakyat melata (dalam kamus bahasa manusia artinya sama dengan rakyat jelata). Sensus termutakhir menyebutkan bahwa rakyat melata jumlahnya mencapai 97% dari total populasi masyarakat di negeri kadal, jomplang banget !

Matahari bersinar dengan teriknya, udaranya panas. Sesekali debu beterbangan dihempas angin. Wajah kota yang setiap harinya biasa-biasa saja, siang itu sedikit gempita. Alun-alun kota disesaki rakyat melata. Ada umbul-umbul dan bendera warna-warni menghiasi jalan di seputaran alun-alun, sebagian ditancepin di pohon-pohon. Suara music berdentum-dentum di audio speaker, ada apa ya?

Bahwa pada hari Krishnapaksa, sesuai dengan kalender di negeri kadal  yang jatuh pada bulan mati, 15 hari sebelum pergantian tahun baru, bangsa kadal akan memilih sepasang pemimpin mereka. Pemilihan ini akan melibatkan partisipasi masyarakat umum diseluruh negeri, tentu saja bagi yang sudah berhak memilih. Hari baik ini mereka namakan PEMILIHAN UMUM Negeri KADAL, kalau disingkat menjadi PEMILU KADAL.

Rupanya gegap gempita di alun-alun kota siang hari itu, sudah siap didaftarkan satu paket calon PEMIMPIN KADAL oleh para pendukung dan relawannya, baik dari golongan eksklusif, yaitu para kadal yang sudah bisa berjalan tegak, siapa tahu jagoan menang bisa dapat ‘jabatan empuk’ nantinya. Juga dari kaum kadal yang masih melarat, kalangan rakyat melata, yang memanfaatkannya sebagai medium ‘ngalap berkah’ dari setiap even seperti ini.

Di dalam hati sang kandidat selalu berkata, “mau-maunya kau ku kadalin, panas-panas begini, bersedia sorak sorai, demi sebungkus makan siang  dan  UK 50.000,-“ sebagai pengganti uang transport. (UK = Uang Kadal, mata uang resmi di negeri kadal).


Sementara rakyat melata juga bergumam dalam hati, “emang gue pikirin, besok kalau ada kandidat lain yang minta dukungan, dengan servis yang memuaskan, gue siap bergegap-gempita lagi bareng teman-teman, BUAYA ELU KADALIN …!!!” He..he… masak kadal bisa ngomong elo dan gue, gaul bangetsss, wkwkwkwwk….. 

(Bersambung & Baca : PEMILUKADAL bagian ke-2)
Ilustrasi gambar diambil dari: bagussevens.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar