Ketika materi sudah
dimiliki, I Gede Lisardy demikian para kadal menyebut salah satu tokoh di
negeri kadal yang punya angan-angan, pingin
menjadi pemimpin di negeri kadal.
“Gimana caranya ya?”,
pikirannya buntu. Ditariknya nafas dalam-dalam. Tiba-tiba ada seberkas cahaya
di benaknya, semakin terang…., dan “Yes…., telah kutemukan jalannya” teriaknya
keras-keras.
Segera ditelepon
teman-temannya, bikin janji, makan malam sambil karaokean disebuah club
malam. Disini, di acara dinner party ini,
Lisardy akan mengutarakan maksud dan tujuan mengundang mereka.
Disebuah VIP room, Resto dan Night Club kondang dinegeri tersebut, Gde Lisardy sudah dikelilingi
teman-temannya. Banyak. Ada teman dekat sewaktu SMA yang kini jadi pimpinan
parpol PKK singkatan dari Partai Kebangkitan Kadal, ada pebisnis dan pemilik
banyak media, antara lain Kadal Post, Kadal TV, News Radio ‘Suara Kadal’,
pimpinan LSM ‘BARAKADAL’ singkatan dari Barisan Rakyat Kadal. Ada juga
teman-temannya dari birokrat.
“Tenang saja Mas Bro, bisa kita
atur semuanya. Kalo Mas Bro pingin bertarung dalam PEMILUKADAL nanti, partai
kami siap jadi kendaraan’, Komang Kadalarat memberi dukungan, sambil ngunyah
makanan favorit para Kadal, tongseng nyamuk got campur telor bengu. Yummy….
“Cara dan syaratnya ?” tanya
Gde Lisardy dengan cekatan. Matanya berbinar terang.
“Biasalah, pada periode awal
kami pasti melakukan survey dulu,
menjaring bakal calon. Tapi Mas Bro tenang saja, nama I Gde Lisardy, pasti
nanti akan berada di urutan paling atas” Komang Kadalarat memberi harapan.
“Kalau sudah masuk bursa,
Mas Bro kami panggil, kita bikin deal-deal
dan komitmen. Jangan lupa siapkan sejumlah dana untuk ‘tiket kendaraan’
Kadal 1, biaya kampanye, belanja iklan media,
tim sukses, de el el. Setelah itu, baru kami keluarkan rekomendasi“, Komang
Kadalarat melanjutkan penjelasannya.
Mata Gde Lisardy semakin
mengembang, tanda dia sangat berharap.
“Bagaimana bisa lolos bursa dan memenangkan rekomendasi,
saya kan bukan public figure?” Gde
Lisardy mulai cemas, diremas-remasnya tangannya sendiri.
“Saya dan team siap membangun citra Mas Bro.
Paling tidak, dalam setahun nama & citra I Gde Lisarda akan melesat dan
melambung di awan, memesona semua orang, calon pemilih ha..ha…ha…” Komang
Kadalwan terbahak, gigi-geliginya nongol semua, sampai sisa cabe masih keliatan
terselip disela-sela gigi dan gusinya.
“Wah…, kok dari tadi saya
aja yang ngomong ya? OK, untuk pelaksanaan survey
dan pencitraan, barangkali Bli Tut Poleng bisa ngasi gambaran?” Komang Kadalarat melirik Kadal Poleng yang ada di sebelahnya. Kadal
Poleng adalah pimpinan Barisan Rakyat Kadal ‘ BARAKADAL’, adalah organisasi
keormasan dan LSM terbesar di negeri Kadal.
“Saya sudah siapkan
semuanya, mulai strategi pemilihan responden dan manipulasi data, sehingga
dalam hasil survey nanti, hasilnya bagus” jawab Tut Poleng Kalem.
“Selanjutnya dalam
pembangunan citra, sudah saya siapkan juga berbagai program, program unggulan
kita adalah program bedah ‘song’ yaitu semacam bedah rumah dalam alam manusia.
Karena rumah kita memang di ‘song-songe’
alias di lubang-lubang ha.. ha… masih banyak song para kadal yang tidak layak huni, lembab dan bau…”
“Terus….terus….” Gde Lisardy
semakin terpesona
“Setiap aktifitas Pak Gde
nanti, harus mendapat liputan luas-luasnya dari semua media, selalu nongol di
TV, nampang di Koran, talkshow di Radio, selalu update di media on lain, juga di social media seperti: Fishbox,
Sweeter, PalingKendel. Kita akan
alihkan opini public ke sosok I Gde Lisardy,
sebagai pemimpin masa depan dengan janji-janji perubahan yang lebih baik”
Gde Lisardy benar-benar seperti
berada di atas awan, harapan dan mimpi-mimpinya seperti sudah jadi kenyataan
“Terimaksih kawan-kawan,
terimakasih atas dukungannya, saya tidak akan melupakan jasa-jasa kalian.
Beberapa projek bisnis nan strategis nanti untuk kalian semuanya, yang di
birokrat sudah saya siapkan juga ‘kursi-kursinya’’
Malam semakin temaram, tapi
hati para kadal yang ikut acara undangan dinner
makin benderang. penuh harap & optimistik.
Menyiapkan projek PEMILUKADAL.
Waktunya tinggal 15 bulan lagi. Sebuah
rangkaian waktu yang tidak panjang lagi. Derai tawa para kadal semakin kencang.
Sayup-sayup terdengar cekikikan manja para kadalwati, yaitu sejenis CO alias
‘Cadal Orderan’ yang bisa menemani mereka sampai pagi.
Pada saat yang sama, para
istri kadal sudah pulas di rumah masing-masing. Sebagian terjaga dan tidak
mendapatkan ‘pejantan’ disebelahnya. Mereka hanya bisa pasrah, memandang langit
dan mempelajari bintang-bintang. Air matanya meleleh dari ke dua sudut mata
istri yang tertekan…
(Ilustrasi Foto: semulucu.blogspot.com)